aribudiyanto.com – Teknologi yang digunakan dan terintegrasi dalam dunia pendidikan merupakan salah satu alternatif dan inovasi penggunaan alat dan teknologi yang memperkaya pengalaman belajar untuk siswa dan guru di lingkungan pendidikan. Melesatnya perkembangan teknologi, otomatis turut mengubah cara interaksi guru dan murid. Kapur dan papan tulis tak lagi jadi media utama, penggantinya tablet PC. Ya, ini memang bukan standar baku bagi sebuah sekolah pintar. Melainkan jadi salah satu bagaimana kemajuan teknologi coba disuntikkan ke dalam proses belajar mengajar. Samsung sendiri menyebut solusi ini sebagai Smart School.
Tim Samsung Smart School yang ditemui di acara Samsung Forum 2014, menegaskan bahwa solusi Smart School digunakan bukan sebagai pengganti guru.”Sebaliknya, solusi ini ditawarkan untuk lebih menciptakan suatu interaksi yang lebih erat antara guru dan murid,” ujarnya. Untuk mengimplementasikan Smart School ala Samsung tentunya butuh peralatan dan persiapan khusus.Dari sisi hardware dibutuhkan sejumlah tablet PC Galaxy Note 10.1 ataupun Note Pro (untuk guru dan murid), back end server, WiFI router, display LCD/LED, serta unit share cast dongle untuk sharing file.
Setelah hardware siap, disempurnakan dengan aplikasi Samsung Smart School yang telah dikembangkan khusus untuk aktivitas belajar-mengajar.Fungsi dari aplikasi ini berbagai macam. Mulai dari untuk membuat modul pelajaran, kuis, poling, memberikan reward stamp, membuat kerja kelompok, sharing file, hingga penghitungan nilai secara otomatis.
Samsung Smart School Innovation
Dalam demo yang dilakukan terlihat jika masing-masing murid nantinya bakal dibekali dengan tablet PC. Sang guru juga menggunakan satu unit. Hanya saja, guru tetap memegang kendali penuh atas tablet-tablet muridnya.
“Jadi misalkan, ada murid yang nakal, sang guru bisa mematikan tablet PC salah satu muridnya. Termasuk jika guru mau mensharing suatu bahan ajar, tinggal ‘sent’ dan konten tersebut sudah dapat diakses dari setiap tablet murid,” jelas Pambudi dari Tim Samsung Smart School Indonesia.
Termasuk untuk mengumpulkan tugas-tugas yang dikerjakan para murid serta menghitung penilaian secara paperless.”Untuk modul, guru dibebaskan untuk membuat bahan ajarnya sesuai kebutuhan masing-masing. Termasuk dari berbagai disiplin ilmu yang diajarinya,” Pambudi menambahkan.
Solusi sekolah pintar ini memang masih baru melangkah. Perlu edukasi dan waktu untuk merebut kepercayaan para pemangku kepentingan di bidang pendidikan agar Smart School beserta teknologi yang dibawanya bisa diterima.
Pambudi menyebut jika Samsung Smart School sudah diimplementasikan atau setidaknya sedang dijajaki di Korea Selatan, Singapura dan Filipina. Sementara Indonesia, Samsung tampaknya masih harus bersabar untuk melakukan pengenalan ke berbagai pihak. Rencananya, demo dari solusi ini bakal dilakukan ke sebuah sekolah swasta di Jakarta, National High Jakarta School (NHJS).
Lantas berapa biaya untuk bisa mengimplementasikan solusi Samsung Smart School? Sejatinya tidak ada biaya pasti. Sebab perangkat yang digunakan sifatnya optional, jadi tergantung seberapa besar solusi ini diimplementasikan.
Sebagai gambaran, jika menggunakan Tablet PC Galaxy Note Pro, satu unitnya dibanderol Rp 10,9 juta. Jika dibutuhkan 10 unit, maka biaya yang dikeluarkan sudah di atas Rp 100 juta. Itu belum biaya untuk display, WiFi Router, back end server, serta biaya lisensi dari aplikasi yang digunakan. Artinya, biaya yang dikeluarkan mulai puluhan juta sampai ratusan juta rupiah.